Ruang Kelas di Hari Senin, Jalanan di Hari Lain
Saat memasuki semester 7, hidup saya berubah menjadi lebih sederhana. Saya hanya memiliki satu mata kuliah aktif, yaitu ERP, setiap hari Senin. Sisanya, dari Selasa hingga Jumat, saya menghabiskan waktu bukan di ruang kelas atau perpustakaan, tetapi di jalanan untuk mencari tambahan penghasilan sebagai driver ShopeeFood.
Banyak orang mengira semester akhir adalah masa paling santai bagi mahasiswa. Mungkin benar, jika hanya dilihat dari sisi jadwal akademik. Namun di balik itu, ada perjuangan untuk menjadi mandiri, menabung, dan mulai memikirkan masa depan.
Rutinitas Baru

Senin adalah hari kuliah. Di kelas ERP, saya belajar tentang bagaimana sistem internal perusahaan berjalan, bagaimana data saling terhubung, hingga bagaimana teknologi mendukung pengambilan keputusan. Rasanya seperti mempelajari cara sebuah organisasi hidup dan bergerak dalam pola yang kompleks.
Namun ketika Selasa sampai Jumat tiba, saya mengenakan helm, menyalakan motor, dan bersiap menjalani pekerjaan sebagai driver ShopeeFood, mulai pukul 10 pagi hingga 7 malam. Di waktu ini, saya menukar waktu dan tenaga dengan rezeki yang saya kumpulkan sedikit demi sedikit.
Sesimpel itu. Tapi tidak sesederhana rasanya.
Belajar dari Jalanan
Menjadi driver bukan hanya soal mengambil pesanan dan mengantarkannya ke alamat pelanggan. Ada banyak cerita yang tidak terlihat oleh kebanyakan orang. Saya bertemu berbagai karakter: Ada yang ramah, yang cerewet (Alhamdullilah sejauh ini cuma 1 pelanggan yang saya ingat), yang cuek, bahkan ada juga yang bikin emosi naik turun.
Saya belajar:
- Sabar meskipun pelanggan salah titik pengantaran
- Tetap sopan meski kelelahan
- Mengatur waktu
- Menghormati pekerjaan, apa pun bentuknya
Saya juga semakin mengenal kota tempat saya tinggal. Sudut-sudut kecil yang sebelumnya tak pernah saya lewati kini menjadi bagian rutin dari hidup saya, bahkan saya tau banyak tempat makan.
Freelance & Project Luar

Di sela-sela kerja dan kuliah, saya juga mencoba menangkap peluang lain: freelance di internet. Kadang saya membantu pekerjaan seperti pembuatan konten, desain, atau kebutuhan teknis tertentu sesuai kemampuan saya. Ada kalanya teman saya mengajak saya mengerjakan proyek luar, entah berupa pembuatan website, kerja lapangan, atau pekerjaan lain yang sifatnya musiman. Bagi saya, ikut project seperti itu menyenangkan dan menantang. Bisa belajar hal baru, dapat relasi baru, dan yang jelas bisa menambah penghasilan.
Di titik ini, saya merasa memiliki dua dunia:
dunia jalanan dan dunia digital.
Dua-duanya mengajarkan hal berbeda, tetapi tetap memberi pelajaran berarti.
Pandangan Orang

Ada saja komentar yang mampir ke telinga saya:
“Enak ya jadi kamu, uangnya banyak.”
Padahal kenyataannya tidak sesederhana itu.
Ada hari di mana orderan ramai, tapi ada juga hari ketika sepi dan saya hanya duduk menunggu tanpa kepastian. Ada kalanya cuaca bersahabat, tapi sering juga hujan turun tiba-tiba ketika sedang di jalan. Di balik setiap rupiah yang saya dapatkan, ada waktu, tenaga, dan risiko yang saya tanggung. Namun, saya tetap mensyukurinya. Saya bekerja bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk belajar mandiri, bertanggung jawab, dan sedikit-sedikit meringankan beban keluarga.
Saya percaya:
Selama halal, jujur, dan dikerjakan dengan niat baik, pekerjaan itu mulia.
Pada akhirnya, kata-kata uang tetaplah uang, nilainya tidak berubah, tetapi proses mendapatkannya membuat nilainya terasa berbeda bagi setiap orang. Dan kita tahu, semua di dunia ini butuh uang, entah untuk makan, sekolah, kesehatan, atau sekadar bertahan hidup.
Harapan
Saya tidak tahu apa yang menunggu setelah lulus nanti. Tapi saya yakin pengalaman ini bukan cerita sia-sia. Dari jalanan, saya belajar:
- Disiplin
- Kesabaran
- Komunikasi
- Adaptasi
Dari freelance dan project luar, saya belajar:
- Tanggung jawab
- Kolaborasi
- Manajemen waktu
- Mengasah kemampuan teknis
Semua itu akan menjadi modal berharga ketika saya terjun ke dunia kerja yang lebih besar.
Menjalani kuliah hanya sehari, bekerja di jalanan empat hari, dan sesekali mengerjakan freelance mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. Tapi inilah hidup yang saya pilih. Saya tidak tinggal diam menunggu waktu berlalu. Saya bergerak, berusaha, dan bertumbuh. Karena setiap perjalanan, sekecil apa pun, punya makna. Termasuk perjalanan di atas motor, mengantar makanan untuk orang yang bahkan tak pernah saya kenal.
Terima kasih telah membaca artikel tentang kehidupan pribadi saya. Baca artikel lainnya di kontenhakim.blog.

